Lihat Nih Sosok Apeng Surya Darmadi, Koruptor Kakap yang Ngumpet di Singapura, Sempat Peringkat 28 Orang Terka

Lihat Nih Sosok Apeng Surya Darmadi, Koruptor Kakap yang Ngumpet di Singapura, Sempat Peringkat 28 Orang Terka

LIHAT nih sosok Apeng Surya Darmadi, koruptor kakap, buronan KPK yang diduga ngumpet di Singapura telah membawa uang hasil kejahatannya Rp 54 Triliun. Sosok Apeng Surya Darmadi merupakan pemilik PT Duta Palma Nusantara (Darmex Agro Group), perusahaan besar di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit. Sosok Apeng Surya Darmadi  memiliki delapan pabrik yang tersebar di Jambi, Pekanbaru, dan Kalimantan. Surya Darmadi berusia 66 tahun pada tahun 2016, ketika terdaftar dalam daftar orang terkaya versi Forbes. Ia sempat menempati peringkat ke-28. Baca Juga:  Koruptor Kakap Apeng Ngumpet di Singapura, Kerugian Negara 54 Triliun, Tangkap Donk..! Kekayaannya pada 2018 mencapai 45 miliar dollar AS Ia masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) KPK dalam kasus pengajuan revisi alih fungsi hutan di Provinsi Riau kepada Kementerian Kehutanan Tahun 2014. Surya Darmadi pernah dicegah KPK selama enam bulan sejak 5 November 2014. Kasus ini juga menyeret Gubernur Riau yang menjabat saat itu, Annas Maamun, pada medio 2015. Ia diduga menyuap Annas Maamun untuk mengubah lokasi perkebunan milik PT Duta Palma menjadi bukan kawasan hutan. Tentang PT Duta Palma Nusantara (Darmex Agro Group) Menurut akun LinkedIn perusahaan PT Darmex Agro, perusahaan ini berdiri di Jakarta pada tahun 1987. PT Darmex Agro telah menjadi salah satu kelompok budidaya, produksi, pengekspor kelapa sawit terbesar di Indonesia, melalui anak perusahaannya PT Duta Palma Nusantara. Sebagai salah satu grup perintis perusahaan, Darmex Agro memainkan peran penting dalam menjadikan Indonesia negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Sejak awal, perusahaan telah berkembang pesat dalam memperoleh lahan untuk budidaya kelapa sawit, mendirikan pabrik dan penyulingan untuk memenuhi permintaan komoditas dunia yang luar biasa. Perkebunan sawit ini berlokasi di Riau dan Kalimantan. Total ada 8 pabrik kelapa sawit di Pekanbaru, Jambi, dan Kalimantan, dengan total produksi Minyak Sawit Mentah (CPO) sekitar 36.000 Mt setiap bulan. Pemerintah Malaysia resmi menghentikan pengendalian harga dan subsidi pada sejumlah komoditas pangan di Malaysia mulai 1 juli mendatang. Sebagian besar produk diproses ulang di kilang PT Darmex Agro untuk membuat turunan lain seperti minyak goreng, mi, sabun, stearin RBD, dan PFAD dll. Bisnis inti Darmex Agro di Pabrik Kelapa Sawit, Perkebunan, dan Penyulingan. Portofolionya telah berkembang mencakup berbagai fasilitas pemrosesan dan penyimpanan serta infrastruktur pengiriman. Ekspansi PT Darmex Agro di berbagai bidang ini memungkinkannya mengintegrasikan proses kompleks secara ekstensif dalam memasok turunan berbasis kelapa sawit berkualitas tinggi secara tepat waktu dan efisien. Darmex Agro saat ini berkantor pusat di Jakarta dan mempekerjakan lebih dari 13.000 staf di Indonesia. Pada tahun 2008, Perseroan mengonsolidasikan anak perusahaan untuk meningkatkan kepemilikan Perseroan hingga 95 persen. Langkah korporasi ini merupakan bagian dari strategi Darmex untuk mencapai target pertumbuhannya. Apeng ngumpet kini buron. Ia kabur ke Singapura. Jumlah kerugian negara akibat perbuatan koruptor kakap  itu tembus Rp 54 triliun. Soal ini  mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu, mengkritik kejadian itu melalui akun twitternya. Ia mengungkit soal Singapura yang tidak mengizinkan Ustadz Abdul Somad (UAS) untuk masuk ke dalam Singapura dengan alasan tertentu. Didu juga mengatakan bahwa di saat yang bersamaan itu, para penguasa di Tanah Air justru dengan kompaknya dukung negara Singapura. Baca Juga: Koruptor dari Aceh Ngumpet 2 Tahun di Pedalaman Ciamis, Tercium Intel Kejagung, Seperti Ini Penangkapannya... "Saat Singapura mengusir ulama, penguasa dan akun2 NKRI kompak dukung Singapura," ucap Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya pada Selasa (26/7/2022). Said Didu menyebutkan bahwa banyak yang diam membisu saat Singapura justru menjadi tempat persembunyian para koruptor. "Saat menampung koruptor mereka semua diam. Makin jelas posisi siapa mereka," ungkap Said Didu. Diketahui bahwa selain Apeng, ada beberapa nama lain yang terjerat kasus korupsi melarikan diri ke Singapura, seperti Hartawan Aluwi (buronan kasus Bank Century), Adelin Lis (kasus korupsi dan pembalakan liar), termasuk Sjamsul Nursalim yang terlibat kasus korupsi BLBI. Tak hanya itu, Singapura juga kerap dijadikan tempat bersembunyi bagi para pengemplang pajak. Dalam catatan Kementerian Keuangan, harta 7.997 wajib pajak bersembunyi di Singapura, dengan total mencapai Rp56,9 triliun. Sementara itu, Said Didu pernah menerangkan bahwa betapa telah rusaknya pengelolaan negara yang tidak menjalankan amanat. Salah satunya yakni konstitusi. (bbs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: